Ngurek, Tradisi Ngabuburit di Garut

Beranda125 Dilihat

GARUT, KOMPAK.NEWS : Istilah ngabuburit berasal dari bahasa Sunda, artinya menunggu sore dengan bersantai atau beraktivitas. Ngabuburit ini biasanya dilakukan di saat bulan Ramadhan untuk menunggu buka puasa.

Banyak ragam yang dilakukan orang dengan Ngabuburit ini. Salah satunya di Garut, Jawa Barat. Ngabuburit di sana biasanya dengan “ngurek” atau memancing belut di sawah atau di pinggir aliran sungai kecil. Selain bisa bersantai dan menikmati pemandangan hamparan sawah di sore hari, ngurek menjadi aktivitas yang menyenangkan.

“Ngurek di bulan puasa bukan hanya tentang menangkap belut, tetapi juga tentang merasakan kedamaian dan kebersamaan dalam menunggu waktu berbuka. Sambil menikmati alam yang tenang, kami bisa merenung dan bersyukur atas berkah yang Allah berikan,” ujar Firman, seorang pemancing belut yang aktif di bulan Ramadan seperti dikutip garutintanews.com.

Tradisi ngabuburit dengan ngurek belut.
Tradisi ngabuburit dengan ngurek belut.

Ngurek sendiri berbeda dengan memancing ikan. Ngurek belut ini cukup dengan tali kenur yang kuat. Di ujung tali tersebut di pasang kail yang diberi umpan cacing tanah atau lainnya.

Untuk mencari belut, biasanya penggemar ngurek ini mencari lubang di  pinggir sawah. Lubang-lubang tempat belut itu, kebanyakan di bawah pematang sawah.

Seperti juga memancing,  belut akan menarik tali urek ketika belut memakan umpan. Saat itulah, tukang ngurek menarik dengan sedikit kejutan. Setelah belut terkait kail, barulah tali ditarik perlahan-lahan.

Ngurek memang tidaklah mudah. Butuh kesabaran dan feeling yang kuat. Karena tak jarang, lubang-lubang itu bukan berisi belut, malah kepiting sawah.

Ngabuburit dengan ngurek ini biasanya dilakukan secara ramai-ramai. Terkadang sambil menunggu umpan disantap belut, para penunggu adzan magrib ini sambil berbincang-bincang dan bercanda serta menikmati pemandangan. (ISN)**

Komentar